Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Motivasi’ Category

desah sunyi ditengah gulita

menerobos enggan kembali

bersama kalbuku

tuk tetap berharap jumpa

disanalah….

sejumput asa ini hendak beradu

melepas rindu

serta merasakan cinta

yaa Rabb…

kami memohon pada MU

suakanlah kami

dalam naungan kasih sayang

ridha dan cinta

ya Rahman..

kumpulkanlah kami

bersama Nabi kami

syuhada kami

saudara-saudara kami

pendahulu kami

kaum mu’minin

di jannahMu..

Read Full Post »

Sering diriku ini merenung dan berfikir….

“Kenapa begitu berat
hidupku ini, Kenapa begitu sulit jalan yang kutempuh dalam menapaki
dunia ini, Banyak sekali masalah-masalah yang terus menghantui
diriku….”

Begitulah yang aku rasakan ketika kita menghadapi
sesuatu masalah terasa sulit untuk kita selesaikan , terasa berat
sekali menghadapinya. Aku hanya bisa mengeluh kepada diri sendiri,
mengadukanya kepada orang lain. Mungkin karena begitu sempitnya hati
ini, begitu pendeknya aku berfikir ketika aku menghadapi sesuatu ,
sehingga yang ada hanyalah “rasa ketidak puasan, penyesalan,
menyalahkan diri sendiri bahkan juga tak jarang orang lain yang menjadi
sasaran pelampiasanku”

Suatu ketika aku melihat, aku mendengar,
dan aku membaca sebuah pelajaran hidup yang begitu dahsyatnya, begitu
membuka lebar jalan fikir ini. Yang membuat diri ini tersadar “Oh iya
yah, kenapa begitu bodohnya aku ini. Kenapa aku tidak menyadarinya dari
dulu !!!”

Inilah nasihat mulia itu, nasihat dari seorang guru kepada muridnya….


Suatu ketika ada seorang pemuda, dalam hidupnya dia selalu merasa berat
dengan beban-beban hidupnya merasa tak mampu dengan segala masalah yang
ada di dalam kehidupanya, sehingga hal tersebut membuat dirinya semakin
putus asa dengan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa dirinya adalah
seorang sampah yang tak banyak gunanya, yang hanya bisa menambah
masalah orang lain saja.

Pada
suatu kesempatan pemuda tersebut datang kepada gurunya dengan maksud
untuk meminta nasehat dan bimbingan dari beliau. Berharap bisa
menemukan jalan keluar dalam hidupnya agar tidak lagi merasa terbebani
dengan semua masalah dan pekerjaan yang dihadapinya.

Pemuda
tersebut menceritakan semuanya kepada sang guru, dan sang guru begitu
sangat memperhatikanya, meresapi setiap apa yang di ceritakan oleh
muridnya hingga selesai pemuda tersebut mencurahkan seluruh beban
hidupnya kepada sang guru. Setelah selesai kemudian sang guru meminta
kepada murdinya “Ambilah segelas air putih dan segenggam garam!”. Sang
murid bingung dalam hatinya dia berkata “Saya kesini mau minta nasehat,
kok malah diminta mengambil garam dan air…”. Tapi karena di begitu
menghormati dan menghargai gurunya, segera dia mengambil apa yang di
minta oleh gurunya.

Kemudian sang guru memerintahkan kepada
muridnya, “tuangkan semua garam kedalam segelas air tersebut lalu kamu
minum”. Si pemuda tersebut melaksanakan apa yang diminta oleh gurunya.
Si pemuda merasa nyengir ketika meminum air tersebut, terang saja air
tersebut ASIN rasanya. “Apa yang kamu rasakan?” tanya gurunya. “Asin
guru…” Pemuda tersebut binggung , “wah bagaimana sih guru ini, mau
meminta nasehat kok malah di suruh meminum air garam. Sebenarnya pemuda
tersebut ingin meludahkan sisa-sisa air garam yang ada di mulutnya,
karena begitu menghormati sang guru, tak enak rasanya dia meludah.

Kemudian
sang guru mengajak muridnya pergi ke sebuah danau, dan juga menyuruh
untuk membawa garam serupa. Setelah sampai di danau sang guru meminta
kepada muridnya tersebut, “Nak, sekarang tumpahkan garam tersebut
kedalam danau ini”. Si murid/pemuda tadi masih binggung apa sebenarnya
yang akan di lakukan oleh gurunya! , kemudian ia menuangkan garam ke
danau tersebut. Setelah selesai Sang Guru menyuruh muridnya untuk
meminum air danau tersebut.Si murid tadi segera melakukan apa yang
diminta oleh gurunya. Kemudian gurunya bertanya “Bagaimana sekarang
rasanya ?”. Terang saja air tersebut tidak berasa asin, bahkan
menghilangkan rasa asin yang ada didalam mulutnya sisa rasa asin dari
air yang pertama tadi.
Tapi sang murid masih belum mengetahui apa yang ingin di lakukan oleh gurunya tadi.

“Nak,
itulah kedupan…. Air yang engkau minum ibarat hatimu, dan garam yang
engkau campurkan ibarat masalah-masalah yang menimpa dirimu! Nah
sekarang coba berfikir. Seberapa besarkah hatimu dalam menghadapi
setiap masalah yang engkau hadapi? Jika hatimu sempit maka seperti
segelas air yang diberi segenggam garam asin rasanya, begitu juga
dengan masalahmu akan terasa berat engkau menghadapinya. Tetapi jika
engkau menghadapi masalah-masalah dalam hidupmu dengan hati yang lapang
, Pastilah rasa asin tersebut tidak akan terasa, masalah yang begitu
berat tak akan begitu membebani, bahkan mungkin akan menambah kekuatan
kita. Seperti air danau yang menghilangkan rasa asin yang tersisa tadi.
Sekarang mengertikah kamu wahai muridku ?” Sang pemuda begitu tertunduk
lesu, buih air matanya seketika itu mengalir… “Iya guru sekarang saya
mengerti, Begitu sempitnya hati ini sehingga membuat segala sesuatu
menjadi berat bagi saya guru…”
***

Itulah sekelumit kisah
tentang seorang pemuda yang begitu berat menjalani hidup ini, yang
akhirnya mendapat sebuah pencerahan dari sang gurunya. Akhirnya aku
sendiri menyadari, sama seperti yang dirasakan oleh “si pemuda” tadi.
Hati kita akan senantiasa lapang ketika kita juga senantiasa dekat
dengan Allah SWT. Semua masalah yang kita hadapi bergantung pada
bagaimana kita menyikapinya, apakah kita menghadapinya dengan hati yang
lapang atau dengan hati yang sempit ?

Mudah-mudahan sahabat
sekalian tidak lagi merasa berkecil hati dalam menghadapi segala
gejolak yang ada dalam hidup kita. Senantiasa mendekatkan diri kepada
Allah, menyempurnakan amalan, dan berbuat baik kepada sesama.
InsyaAllah….

by : makarim

Read Full Post »